Tuesday, July 26, 2005

Apa yang dapat aku berikan…

Sudah seminggu ini aku sakit…terbaring di tempat tidur, demam dan nyeri perut setiap habis makan.

Kata dokter aku positif Typhus, penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella Typhosa yang masuk ke tubuh melalui makanan atau minuman.

Dokter cuma bilang hal ini pasti akibat aku sering jajan di luar, makan sembarangan yang kebersihannya tidak bisa dijamin.

Aku harus bed rest selama seminggu penuh, hanya boleh jalan kalau mau ke belakang buang air kecil atau besar saja, benar-benar repot!

Kalau aku masih gak mengikuti aturan ini, dokter menjamin penyakitku ini akan makin memburuk dan semakin lama sembuhnya, sementara Typhus ini tidak akan sembuh seminggu - dua minggu, jangka waktu 1 bulan pun aku harus tetap menjaga tubuh ku agar tidak terlalu kecapaian, dan yang terutama menjaga kebersihan makanan ku.

Akibat sakit ini, aku menjadi lebih sensitif...banyak minta ekstra perhatian, cenderung menjadi lebih manja!

Aku berharap ada aa disamping ku...mungkin cuma kehadirannya yang bisa lebih membuat ku agak lebih membaik, tapi harapanku terlalu tinggi...aku sadar aa harus bekerja disana, dia punya tanggung jawab terhadap pekerjaan dan perusahaannya...dan dia tidak bisa seenaknya meninggalkan pekerjaannya hanya demi merawat ku di sini.

Sabtu –Minggu kemarin dia rela tidak pergi kemanapun hanya untuk tetap menemaniku sekalipun hanya lewat SMS dan telpon...sampai-sampai aku tak pernah melepaskan handphone dari genggamanku.

Hari Senin aa memberitahu bahwa ia akan melakukan upcountry, hal biasa dalam pekerjaannya yang ia lakukan setiap bulan, visit ke daerah sekitar Jambi.

Tujuan pertamanya saat itu Muara Bungo, dan sesampainya disana hampir senja, dan ia selalu minta ijin untuk mencari makan saat malam tiba.

Namun tak disangka, saat itu jalanan di Muara Bungo macet – tidak seperti biasanya. Usut punya usut ternyata ada Seurius Band akan mengadakan konser malam itu, aa dan supirnya, Mr. Untung berniat untuk menonton konser itu, saat itu aku tidak merasakan apapun, aku hanya ikut bahagia [karena jarang-jarang aku mendengar aa bisa senang2 nonton konser seperti itu] dan aku masih bercanda dengan menitip salam untuk Candil, vokalis Band Seurius.

Di sela2 konser aa masih sempat2nya SMS aku, sekedar memberitahu kalau ia telah berada di barisan depan, sesekali aa juga menuliskan lirik lagu Seurius seolah2 aa menyanyikannya untuk aku.

Tapi entah kenapa tiba-tiba perasaan ku menjadi tidak enak, mungkin akibat sakit ku yang tak kunjung sembuh, sementara emosiku menjadi tidak stabil...aku merasa hanya bisa tiduran dan tiduran, dan mendengar aa yang senang2 disana tiba-tiba aku menjadi iri, antara tak bisa ikut bersenang2 disana, dengan menganggap aa yang tidak bisa empati denganku yang sedang sakit terbaring di sini, aku kesal dengan aa!

Sepulangnya aa dari konser, aku diam seribu bahasa, hanya menjawab SMS aa seperlunya, dan langusung mengatakan kalau aku mengantuk dan memilih untuk tidur cepat [kebiasaanku saat marah dan kesal].

Bukan aa kalau ia tidak bisa membaca sifatku yang sedang kesal, aa langsung minta maaf dan menjelaskan kalau ia hanya sekedar cari hiburan sebentar, dan menceritakan suasana konser melalui SMS dan berniat untuk membagi kebahagian dan kegembiraan denganku, begitu penjelasannya, jika ternyata ini disalah artikan oleh ku, aa benar2 minta maaf.

Aku tidak menghiraukan penjelasannya, keegoisanku merasa kalau aa tetap saja tidak bisa mengerti aku yang sedang sakit, tidak bisa menemaniku yang sedang butuh ekstra perhatian, egoku berbicara kalau aku sudah mentolerir ketidakhadirannya disaat aku benar2 membutuhkan dia saat ini, tapi aa malah lebih memilih nonton konser dibanding menemaniku SMSan yang menurutku cukup berarti dengan kondisi kita yang berjauhan.

Aku berusaha tidur, dan berharap emosiku reda saat bangun pagi hari.

Pagi harinya seperti biasa aku membangunkan aa untuk solat subuh, saat itu aku sudah tak lagi mengingat kekesalanku padanya, sekalipun aa untuk kesekian kalinya meminta maaf, aku hanya bilang kalau aa sebenarnya tidak salah, semalam hanya emosiku yang tak beralasan.

Aa tetap merasa bersalah, dan mengatakan kalau memang aku benar2 membutuhkannya untuk hadir saat ini, ia berniat untuk pulang ke Jakarta sepulang upcountry Jumat besok.

Sementara aku bingung menanggapinya, perasaanku mengatakan kalau benar adanya aku membutuhkan kehadiran dia saat ini, tapi sementara logika ku mengatakan jika aa harus pulang ke Jakarta minggu ini, sementara kita telah merencanakan untuk bertemu pada Tgl 14 Agustus nanti, akan membuat hal ini menjadi suatu pemborosan, bukan biaya yang cukup kecil jika aa harus pulang 2 kali dalam sebulan, sementara aku sendiri memerlukan banyak biaya untuk menebus obat agar penyakitku segera sembuh.

Aa yang bijaksana hanya menaruh keputusan padaku, kalau aku menginginkan ia pulang, aa akan pulang ke Jakarta, sementara kalau memang aku masih bisa menahan rasaku untuk bertemu aa, aa tidak akan pulang minggu ini, tapi akan pulang 2 minggu lagi saat yang telah kita rencanakan sebelumnya. Pada kenyataannya aku memang tak perlu merepotkan aa untuk wajib pulang ke Jakarta, karena aku masih memiliki keluarga yang merawatku di sini.

Mungkin karena aku terlalu banyak merengek, aa membocorkan rahasianya padaku tadi pagi. Aa mengatakan kalau ia mempunyai kejutan untukku, dan ia ingin aku menungu kejutan itu hari ini di rumah.

Di rumah....?? Aku sedikit berpikir dan mencoba mencari tahu...harapanku mungkin terlalu tinggi, mungkinkah aa akan tiba2 datang ke rumah?

Tapi sepertinya itu tidak mungkin, hari ini masih hari Selasa...sementara aa sedang upcountry, aku yakin ia tidak mungkin nekad untuk bolos sekedar untuk menyenangkan aku.

Siang harinya tukang pos datang, bingkisan berbungkus kertas cokelat untuk Ms. Intan Zulqaidah Kasman, ST.

Aku cuma berpikir pasti surat penolakan lamaran kerja yang dulu2 pernah aku kirimkan, atau malah panggilan kerja, entahlah...aku baru saja akan membukanya.

Aku langsung mencari pengirimnya, tapi tidak ada, yang ada hanya sebuah cap pos dari sebuah kota, dan kota itu adalah kota aa tersayangku...Jambi, hmmm....ini pasti kejutan itu!

Aku membukanya dengan semangat, seolah2 tidak menghiraukan diriku yang seharusnya hanya boleh tiduran saja. Aku mendapati berlembar2 kertas yang amat sangat tebal, sebuah surat cinta menurut aa, dan berlembar2 petikan chat log kita di Yahoo Messenger hampir setahun yang lalu. Aa buatkan itu semua untuk aku.


Aku membacanya kata per kata, kalimat per kalimat, lembar per lembar...dan selalu tersungging senyum di bibirku setiap kalimat yang ditulis aa, sesekali aku tertawa kecil...bahkan terbahak membayangkan wajah aa dan ekspresinya saat sedang menulis surat itu untuk aku, aa memang paling jago menghiburku!

Aku sayang sekali sama aa!

Semua yang telah ia berikan, yang telah ia korbankan...menyadarkan aku betapa harusnya aku bersyukur memiliki seorang aa, aa yang lucu, aa yang bijaksana, dan aa yang benar2 tulus mencintai aku apa adanya.

Di saat aku kesal dan hanya bisa marah2 karena perbuatannya, aa ternyata malah menyiapkan kejutan untuk aku, membuat surat yang isinya bisa membuatku tersenyum dan tertawa, mengumpulkan semua salinan Chat Log kita selama ini sejak tahun 2004 lalu, kemudian di print dengan desain unik menggunakan background foto kita berdua...semua itu semata2 hanya untuk kembali mengingatkan aku masa2 perjuangan kita dulu.


Ternyata tidak terasa usia hubungan aku dengannya sudah hampir 1 tahun, sejak pertemuan kita kembali melalui Friendster di bulan April tahun 2004, yang membawa kita menjadi semakin dekat dan mengikrarkan hubungan yang lebih serius untuk bersama2 menjalankan mimpi berdua di bulan Agustus.

Bukan hal yang mudah berkomitmen untuk menjalani sebuah Long Distance Relationship, ternyata modal kepercayaan dan komunikasi tidak cukup untuk membuat kita semakin solid, di antara itu kita masih saja menemui masalah2 eksternal yang hampir membuat kita buntu tidak mendapatkan solusinya.

Aku yang keras kepala dan aa yang memaksakan kehendak, hanya salah satu dari sekian sifat buruk kita. Belum lagi cobaan2 dari kedekatan kita masing-masing dengan teman pria atau dengan teman wanita, semua semata2 hanya ingin selalu merasa lebih diperhatikan dan berharap masing2 dari kita selalu ada disaat yang dibutuhkan, padahal lagi2 kita harus menyadari kalau kita berbeda tempat, beda waktu, beda pulau, beda kegiatan, dan beda warna kulit—Lohh!^_^


Banyaknya perbedaan itu ternyata sebanding juga dengan persamaan kita, kita sama2 gampang mengalah kalau salah satu diantara kita sudah mulai keras – sekalipun sepertinya aku yang lebih banyak kerasnya, sama-sama bisa saling mentolerir kekurangan masing2, dan sama-sama punya niat yang tulus untuk segera membangun rumah tangga yang sakinah. Sekalipun kemungkinan mimpi kita yang satu itu tidak bisa segera terwujud, yang jelas kita sudah sama2 meluruskan niat baik ini, kita sudah berusaha untuk tidak hanya menyesuaikan hubungan antara aku dan aa, tetapi hubungan antara keluarga ku dan keluarga aa, memulai menabung untuk masa depan, dan yang terutama selalu bersama-sama berdoa untuk kebaikan, kelancaran, dan keabadian cinta ini.


Setahun ini aku banyak belajar dari aa, karena dari kejujuran aa yang tak pernah berhenti mengkritik aku, membuat aku lebih banyak introspeksi kekurangan2 diriku. Sementara pujian2 yang tak jarang pula aa berikan untuk aku, membuat aku semakin bersemangat untuk menjalani hidup ini. Aku merasa lebih menikmati hidup semenjak adanya aa dalam kehidupanku, kini aku lebih banyak bersyukur dan membagi semangat jiwaku untuk orang lain, dibandingkan hanya mengeluhkan ketidak puasanku terhadap apa yang aku terima di masa lalu.


Lalu aku bertanya pada diriku sendiri....apa yang dapat aku berikan untuk aa, sementara Aa memberikan lebih dari apa yang aku harapkan dan mimpikan sejak dahulu kala....

Aa yang punya semangat tinggi dalam menjalani segala sesuatu, aa yang selalu menyupport aku disetiap aku merasa jatuh, aa yang bisa mengimbangi pola pikirku, aa yang bisa membagi wawasannya disaat aku masih buta melihat suatu hal, aa yang bijaksana dalam menilai masalah dari berbagai sisi, aa yang humoris dan ekspressif yang selalu membuatku tertawa tanpa beban, aa yang pinter nyanyi dan selalu mendendangkan lagu-lagu pengantar tidurku, aa yang perhatian dan sayang terhadap mama,dina, dan boy, dan tak lelah2nya berusaha mendapat kepercayaan penuh dari papa, aa yang kreatif dan tak jarang memberiku kejutan2 berupa secarik tulisan2 yang menyegarkan jiwaku, aa yang selalu tak bosan2nya memotret aku lalu menggabungkannya – membuatku semakin narsis, hehe, aa yang tak pernah bosan mengingatkan aku untuk ibadah, aa yang memiliki keluarga yang hebat dan benar2 menyayangi serta menerimaku apa adanya, aa yang tak pernah lelah mencintaiku, dan tak pernah bosan dengan sifat-sifat burukku....

Dear aa,

Neng hanya bisa memberi aa cinta yang tulus...[sahhhh...]
Maafin neng kalau selama setahun ini tak bisa memberi seperti yang aa harapkan....
Setahun kita belajar untuk merangkak...
Selanjutnya kita harus bisa berjalan...
Hanya cinta yang bisa menuntun kita untuk tetap bisa berjalan bersama....


Neng
July 26th 2005 17: 53 PM

untuk 1 tahun yang penuh cinta

1 Comments:

Anonymous Anonymous said...

Good post and this fill someone in on helped me alot in my college assignement. Thanks you seeking your information.

12:46 AM  

Post a Comment

<< Home