Tuesday, March 04, 2008

Kyanizka Syawaluna 27 October 2007

Syukur alhamdulillah akhirnya lahir juga putri pertama kita pada 27 Oktober 2007, tepatnya pukul 12:36 hari Sabtu sdi RSIA Tambak Manggarai.
Sejak kehamilan 5bulan, emang kita berdua udah mempersiapkan nama buat anak kita nanti, kalo laki2 kita bakal kita kasih nama “biiippp....” (terpaksa disensor karena ternyata anak kita perempuan, dan nama ini bakal tetep kita siapkan untuk anak kita yang kedua kalau terlahir laki2), nah berhubung keluarnya perempuan...sesuai dengan hasil USG pak dokter Irvan yang mengatakan 99.9% anak kita perempuan, maka positiflah kita memberi nama putri cantik kita “KYANIZKA SYAWALUNA”
ni lihat mukanya yang innocent banget....

Kalau pertama membaca tulisan nama anak kita, pasti kebanyakan orang salah menyebutnya, atau kalau cuma dengar dari spelling mulut kita, pasti kebanyakan orang gak kebayang ejaannya kayak apa...hehehe....
Beberapa malah menyangka namanya dari bahasa rusia, cekoslovakia, bahkan ada yang pernah tanya apa Kyanizka itu bahasa Uzbekistan...?
Padahal siy Kyanizka itu bener2 simple banget asal muasalnya...pokoknya dari awal kita cari nama untuk anak, kita pengen yang unik dan kreatif, pokoknya ada unsur gabungan nama kita berdua, ada unsur islaminya, dan secara keseluruhan terdengar keren..hehehe :)
Nah setelah diskusi berhari2 baik di YM, SMS, telpon atau saat kita lagi ketemu, maka ketemulah gabungan dari nama kita berdua itu dimana Kyanizka adalah :
K = Keturunan
Yan = Yanuar
IZKA = Intan Zulqaidah KAsman
Nah setelah nama Kyanizka ini udah ditemuin, kita tinggal cari yang bakal jadi nama depannya or belakangnya, yang jelas kita emang cuma pengen kasih nama anak kita cukup 2 suku kata, soalnya pengalaman mamanya punya nama 3 suku kata bakal kerepotan kalo tar ngisi urek2an pensil 2B pas ujian UMPTN atau ujian2 laennya, hehehe....
Searching2 di google tentang nama2 bayi, trus kita ketemu nama perempuan yang global tapi bernuansa islami yaitu Kayla, dan papa langsung menginginkan kalau nama anak perempuan kita nanti adalah Kayla Kyanizka.
Awalnya siy mama setuju2 aja, walau pas pertama denger papa pengen nama itu, hal yang langsung ada dipikiran mama adalah...sunda pisan euy, hehehe...soalnya pengulangan kata K dan K, tapi karena papa bersikekeuh Kayla itu bagus, jadi cukup lama juga tuh nama Kayla Kyanizka dikukuhkan untuk nama calon anak kita.
Sampai pada akhirnya waktu Ramadhan tiba dan ada sinetron Cinta Fitri, dimana salah satu tokohnya ada yang bernama Kayla...wah saat itu mama langsung merasa gak pengen nama Kayla jadi nama anak kita, alasannya sederhana siy...yaa pasaran juga ya ternyata...apalagi begitu mengetikkan kata “Kayla“ di kotak pencarian google or yahoo...wakkksss....beratus2 bahkan beribu2 result hasil pencarian dari Kayla terpampang jelas...dan kesimpulannya, gak sesuai dengan tujuan awal nih..kan kita pengen yang unik..so kita harus cari nama pendamping Kyanizka dimana saat diketikkan nama itu, gak ada di mesin pencari google...well...jadilah mama mulai mikir putar otak nyari nama pengganti Kayla.
Islami..yup tentu aja awal dari pencariannya ma berpikir kalau sekarang harus bernuansa islami, berkiblat dari nama pribadi yang menggunakan nama bulan islam [baca:Zulqaidah], maka bulan dimana anak kita akan lahir adalah bulan Syawal, makanya ma langsung propose ke papa nama Syawal, dan ma akan cari lagi Syawal yang berbeda dari Syawal2 yang laen...ciyeeh....
Mulai lagi deh searching Syawal di google...ketemu Syawaluddin, Syawalina, Syawalis...hmmm...dan ma coba ketikkan Syawaluna....dan tring...belum ada!!
Syawaluna sendiri artinya yaitu bulan syawal, dimana luna diambil dari bahasa latin lunar yang artinya bulan.
Jadilah mama dan papa sepakat memberi nama lengkap Kyanizka Syawaluna, dengan panggilan Kiyan. Walaupun beberapa sodara dan temen pada bilang nama Kiyan terkesan kayak nama laki2, dan menyarankan panggilannya Luna aja, tapi papa idhuy tetep bersikekeuh panggilannya Kiyan, alasannya lagi2 karena unik, sementara kalo Luna kan dah dipake ama Luna Maya, kekekekek....
Beralih dari cerita sejarah nama Kyanizka Syawaluna, mama mau ceritain gimana kronologis kelahiran Kiyan.
Sejak liburan lebaran 12 - 21 Oktober 2007, mama papa dan keluarga dah menanti2 kelahiran Kiyan, emang sih perkiraan kelahiran tgl 28 Oktober, tapi semua pada berharap Kiyan bisa lahir disaat itu supaya papanya juga gak keburu balik ke Jambi. Hampir tiap hari ma diajak keliling jalan2 biar mempercepat mules dan kontraksi, tapi seru juga siy kita sekalian survey2 perumahan yang ceritanya looking for our dream house gitu deh....tapi usaha kita gak berbuah diminggu itu, mama masih gak merasakan kontraksi apapun.
Sampai pada akhirnya tgl 21 papa balik ke Jambi, dan mama masih melanjutkan libur menanti kelahiran Kiyan. Sejak senin tgl 22 mama terus giat jalan pagi, dan siang sampai sore keliling Mall2 di Jakarta, pokoknya jalan terusss....
Sampai pada hari rabu tgl 24 malem hari mama merasakan ada cairan yang keluar, lumayan banyak dan ma langsung laporan ke nenek tuti, dan menurut dia cairan itu bukan ketuban kok, masih berupa lendir dan itu juga merupakan tanda2 mau melahirkan, jadi mama disuruh bersabar aja sampai datangnya kontraksi.
Akhirnya yang ditunggu2 dateng juga pada hari Kamis, kontraksi mulai mama rasakan namun gak seberapa kenceng dan sering, yang kalo istilahnya disebut braxton hicks.
Hari itu juga sejak mama infokan ke papa kalo mama mulai merasakan kontraksi2, papa langsung terbang ke Jakarta secepatnya.
Walaupun kontraksinya belom sering, mama tetep periksain ke bidan dekat rumah, temennya mama...bidan Yur, dan kata beliau mama masih pembukaan 1, yang berarti bakalan masih lama kok, mungkin bisa sehari 2 hari lagi..jadi dirumah aja dan makin banyakin jalan.
Besokannya kontraksinya makin berasa dan jadi semakin lebih rutin frekuensinya, tapi masih yang 2-3 jam sekali, ma periksa lagi ke bidan Yur, dan kata dia baru naek pembukaan 2...lagi2 mama disuruh jangan buru2 ke Rumah Sakit, katanya nanti aja kalo dah pembukaan 4 baru berangkat, begitu kata Bidan Yur.
Well ternyata, Jumat pas magribh2 gitu kontraksinya dah makin menjadi, mulesnya minta ampyunn....yang kalo dihitung udah 10menit sekali, mamanya dah meringis2 kesaklitan, dan akhirnya berangkat deh ke Tambak.
Waktu itu diantar nenek tuti, eyang marlen, papa dan om boboy yang nyupirin...wah melihat mama kesakitan pada senewen semua, apalagi perjalanan ke Tambak mayan jauh dari Pondok Kelapa.
Sampai di Tambak pukul 8 malem, mama langsung diobservasi di Ruang Kala, dimana ruangan tempat menunggu Pembukaan sampai lengkap. Saat baru datang itu ma diperiksa dalem lagi dan kata bidan sudah masuk pembukaan 3.
Dimulailah pertarungan menahan rasa sakit yang amat sangat itu dari jam 8 malem, rasa sakit yang gak pernah dialamin sebelumnya, mules, mual, semua campur aduk dan memang kayaknya perut rasanya mau meledak aja saat itu. Asli dah gak bisa ngapa2in saat itu, bahkan makan dan minumpun udah gak sanggup..padahal sejak berangkat ke Tambak ma belom sempet makan apapun. Karena mengingat ma harus kuat nanti untuk mengejan, ma dipaksakan untuk minum teh manis hangat.
Rasanya waktu berjalan begitu lambat saat itu, semalaman mama gak bisa tidur bahkan sempat muntah banyak karena dah gak beraturan rasa perutnya, cuma bisa istighfar gak henti2, bener2 perjuangan hidup dan mati...dan baru tau rasanya seorang ibu berjuang melahirkan anaknya, makanya jangan sampe deh nyakitin perasaan ibu...karena pengorbanannya bener2 tak tergantikan dengan hal apapun saat akan melahirkan.
papa masih sempat2nya bergaya saat mama kesakitan
Detik demi detik, menit demi menit, dan jam demi jam, walaupun rasanya berjalan merangkak, akhirnya terlewati juga...sekitar jam 8 pagi bidan memberitahu mama kalau pembukaannya sudah lengkap sampai pembukaan 10. Alhamdulillah, mama ingat banget perkataan tante Iphay yang bilang kalau sudah pembukaan 10 enak deh, kita dah tinggal mengejan tar gak lama juga lahir anaknya.
Begitu mama dipindahkan dari ruang kala ke ruang bersalin, ada rasa lega dihati mama karena berarti kelahiran Kiyan gak akan lama lagi.
Tapi sayang ternyata ada masalah saat dokter irvan mengatakan kalau kepala Kiyan masih jauh dari rongga panggul mama untuk bisa segera mengejan. Yang ada mama disuruh nahan diri untuk tidak mengejan supaya menghindari kaput atau benjol dikepala karena tarik ulurnya rasa ingin mengejan, dokter menginstruksikan ma untuk diinduksi agar mulesnya makin menjadi tapi kepala Kiyan masih gak kunjung turun, sampai 2jam lagi menunggu dan akhirnya dokter mencoba menyuruh mama untuk mengejan, dan tetep saja tidak ada perkembangan, bahkan sempat dilakukan sekali vakum dengan skala kecil dan kepala Kiyan tetep gak mau turun. Kayaknya Kiyan emang masih betah di perut mama saat itu. Karena sudah berjam2 dan ketuban mama juga sudah pecah, akhirnya dokter memberi opsi untuk dilakukan operasi sectio untuk menghindari hal2 yang tidak diinginkan.
Dari ruang bersalin, sekitar pukul 12 mama diboyong ke ruang operasi, rasa mules yang amat dahsyat masih ma rasakan saat itu, even infus induksi sudah dilepas pun, ma masih meringis menahan sakit.
Sampai pada akhirnya dokter anestesi mulai mengobservasi mama sebelum dilakukan operasi, baru pada saat dokter menyuntikkan bius ditulang belakang mama, gak lama kemudian rasa sakit mules itupun menghilang, dan lama kelamaan kaki mama terasa kesemutan dan akhirnya dari pinggang ke kaki sudah gak berasa apapun lagi, dan operasi pun dimulai saat itu dengan kondisi mama sadar dan hanya bius lokal.
Rasanya baru 10menit sejak dokter rasanya baru mengobok2 perut mama, tiba2 terdengar suara tangisan bayi yang kenceng sekali, dan dokter langsung ngomong “Alhamdulillah bu Intan bayinya lahir sehat, perempuan...“
Lega rasanya mendengar tangisan yang ma harapkan sejak semalaman suntuk, rasanya campur aduk, bahagia, terharu, dan sedih...sedihnya karena ma ga berhasil melahirkan secara normal dengan perjuangan yang istilahnya sudah tanggung, dan kekuatiran mama gak bisa menerapkan ELO (Early Latch On) kalau kondisinya operasi Sesar seperti itu.
Sementara mama lagi dijahit2, Kiyan dibawa para bidan entah kemana, mungkin dites Apgar dan dibersihkan dulu, tapi gak lama Kiyan diantarkan ke mama lagi dan bidan menawarkan mama untuk ELO, wah senang rasanya pas mendengar masih bisa ELO.
Begitu Kiyan dibuka kain pembungkusnya, dia langsung menggigil karena suhu ruangan operasi sangat dingin, jadi baru aja diletakkan didada mama, Kiyan jadi terlihat membiru kedinginan. Karena takut Kiyan kenapa2, akhirnya ELOnya gak bisa diteruskan, dan bidan menenangkan mama bahwa nanti bisa dicoba lagi kalau sudah diruang perawatan, yah walau istilahnya bukan Early lagi, tapi ya sudahlah...kegagalan melahirkan normal dan ELO gak membuat mama kecewa banget, karena begitu melihat wajah mungil kiyan yang secara fisik sehat dan normal sudah mengobati semua kekecewaan itu. Alhamdulillah akhirnya anakku lahir dengan selamat, itu deh yang terpenting dari segala apapun.
dan ternyata walaupun mama dikondisikan harus operasi sesar, gak seperti yang ditakutkan sebelumnya kalau sakit setelahnya akan suakit banget...soalnya setelah 12jam pasca operasi mama sudah bisa duduk, dan sehari setelah itupun malah sudah bisa jalan...
yang paling menggembirakan dari itu semua juga karena asi mama langsung keluar walaupun sedikit, tapi sueneeeng banget rasanya nyusuin kiyan waktu itu...something different aja gitu rasanya...yah memang anak itu miracle banget untuk orangtuanya....thanks God mama dikasih kesempatan mendapatkan keajaiban itu..

0 Comments:

Post a Comment

<< Home