Friday, March 28, 2014

Foto Foto Kyan selama Sakit 18 Mar - 27 Mar 2014

 kaka pertama mulai muncul benjolan di leher, dan demam


 Mungkin saking terasa sakitnya, kaka sampe nangis terus2an menahan sakit hiks hiks hiks


 Kyan di UGD karena sudah 3 hari panas ga juga turun2


 Akhirnya kaka harus dirawat karena hasil cek darah menunjukkan Leukosit yang tinggi, dan Trombosit yang rendah


 Kaka di rawat di RS Hermina Bekasi Kamar #457


Keesokan harinya Kaka dibawa pakai Ambulance ke Hermina Jatinegara untuk dikonsul ke Dokter Pustika Amalia Sub Specialist Hematologi dan Onkologi


 Selama menunggu konsul ke Dokter Pustika Amalia di Hermina Jatinegara




Alhamdulillah Dokter Lia masih mendiagnosa kaka sakit karena Infeksi, dan belum menjurus ke Limfoma (Alhamdulillah ya Allah), Kaka dibawa pulang kembali ke RS Hermina Bekasi




 Hari-hari berikutnya Kaka masih panas tinggi, suhu turun kalau kaka minum obat penurun panas, tapi kembali tinggi setelahnya
Hasil cek Leukosit juga semakin tinggi (hampir 17.000), Trombosit rendah tapi stabil (122.000)
dan juga dilakukan pengecekan CRP mencapai 35 (normal kurang dari 6), LED 18 (normal kurang dari 15) serta PCT atau Procalcitonin yang nilainya mencapai 10 (normal kurang dari 0.5)



Kaka sempat di duga Difteri dari pemeriksaan Dokter Dewi Murniati (Sub Spec Infeksi) karena ciri2 sakit yang dialami kaka hampir mirip dengan ciri2 penyakit Difteri, tapi mama masih berpikir positif kaka tidak sakit yang Difteri karena kaka sudah lengkap Imunisasi DPT sampai yang booster terakhir tahun 2013 kemarin



 Kaka harus diperiksa EKG sebagai salah satu menegakkan diagnosa Difteri, yang mana biasanya Bakteri Difteri mengeluarkan toksin yang bisa melemahkan kerja otot jantung, Alhamdulillah hasil EKG kaka tidak ada masalah




 Disela2 perawatan kaka mendapat terapi inhalasi juga untuk melancarkan batuk pileknya, dan kake nenek setia menemani





Setelah hari ke 7 panas, kaka mendapatkan obat antibiotik yang ke-3 dengan cara inject, dan mulai saat itulah akhirnya suhu kaka bisa turun dan bisa stabil, sehingga akhirnya sudah bisa tersenyum dengan Princess Elsa dan Olaf




Ditengok Bu Guru, Bu Nurma dan Bu Wita serta teman2 dan mama2 Al Muhajirin, dapat hadiah Bantal Hello Kitty Super Besar, Semangat Sehat ya kaka 




Bersama Azka, Alida, dan Rara, Sahabat2 Kaka di Sekolah



Kaka udah bosen di kasur RS, sejak infus dilepas, kaka memilih bobok di Kasur Palembang :)



Setelah ada kejelasan dari Dokter Ari Prayitno (Dokter Konsulen Infeksi Tropis dari RSCM), kaka menderita Limfadenitis atau Infeksi Kelenjar Getah Bening yang diakibatkan oleh Bakteri dan dengan penggunaan obat antibiotik (walaupun harus 3x ganti obat) memang akhirnya ada respon dan progress ke arah yang lebih baik, juga dari hasil pengecekan PCT terakhir yang sudah turun dari 10 menjadi 2 makin memperkuat bahwa obat bekerja baik, bengkak/benjolan di leher sekalipun masih ada dan masih sakit akan terus di pantau 4 hari ke depan dan dikontrolkan kembali ke Dokter Ari untuk dilihat progressnya 
jadi kaka diperbolehkan pulang dan rawat jalan, sebelum pulang kaka minta makan Bebek Kaleyo kesukaannya, dan akhirnya jam 12 malam atau dini hari tadi kita pulang ke rumah tercinta

Alhamdulillah, semoga dengan diteruskannya obat selama 4 hari benjolan akan bisa kempes dan hilang, AMIEN

We Love You Kaka, and Welcome Home :)

Thursday, March 27, 2014

Limfadenitis

Hari ini dokter Ari visit kembali memeriksa kaka, dari hasil pemeriksaan, Dokter Ari menjelaskan panjang lebar diagnosanya pada mama dan papa, dan Alhamdulillah penjelasan Dokter Ari cukup menenangkan kita

menurut Dokter Ari, jelas kaka bukan Difteri, kaka memang positif infeksi bakteri (kemungkinan Bakteri gramm positif atau Streptococcus) yang menyebabkan Infeksi sekunder pada Kelenjar Getah beningnya (yang menurut istilah kedokterannya adalah Limfadenitis), namun Sumber Infeksinya sendiri, atau Infeksi Primernya memang sampai saat ini yang belum ketahuan, karena biasanya kalau muncul benjolan/pembengkakan kelenjar di Kelenjar Getah Bening, kemungkinan besar sumber infeksi berasal dari sekitar area yang berdekatan juga, seperti telinga, hidung, tenggorokan, atau gigi, tapi dari pemeriksaan klinis sepertinya tidak tampak adanya masalah2 tersebut terlihat pada kaka
yang jelas menurut Dokter Ari, pemberian antibiotik inject yang ke-3 ini sejak Senin 24 Maret sudah menunjukkan ada respon dimana suhu badan Kaka sudah stabil, dan pembengkakan mengecil (walau belum sembuh total)

dan yang lebih menguatkan lagi, semalam hasil pemeriksaan ulang kaka untuk PCT (Procalcitonin) sudah turun menjadi >2 (sebelumnya 10), walau masih mengindikasikan adanya Infeksi dalam tubuh kaka, setidaknya penggunaan antibiotik sudah menunjukkan progress kearah yang lebih baik

oleh karena itu Dokter Ari meyakinkan kita bahwa saat ini diagnosanya ya benar kaka memang Limfadenitis, dan inshaaAllah tidak mengarah ke penyakit serius atau keganasan, Alhamdulillah ya Allah

Walau dengan catatan, karena benjolan atau bengkak masih ada, jadi antibiotik akan terus dilanjutkan sampai 4-5 hari ke depan terlebih dahulu, karena ada kemungkinan proses penyembuhan kaka memang butuh waktu lebih lama akibat cukup dahsyatnya Bakteri yang menyerang
dan apabila jika sudah 5 hari kaka masih merasa sakit pada benjolan itu, Dokter Ari akan menentukan langkah selanjutnya (kemungkinan besar harus biopsi) karena berarti ada kemungkinan benjolan yang masih ada tsb tidak bisa disembuhkan itu bukan dari Infeksi yang terjadi saat ini
dan kita berharap 5 hari kedepan progress kaka akan semakin baik dan baik lagi, sampai bengkak di leher menghilang total, amien

Alhamdulillah penjelasan panjang kali lebar dari Dokter Ari cukup menenangkan kita saat ini, dan berpikir positif kalau sakit kaka ini bisa disembuhkan asal disiplin dengan obatnya
jadi hari ini juga karena sudah tidak ada panas lagi, dan infus juga sudah dilepas, kaka diperbolehkan pulang dengan melanjutkan antibiotik 4-5 hari secara oral, semoga dalam beberapa hari ke depan benjolan semakin kempes dan hilang, kontrol kembali dengan Dokter Ari akan dijadwalkan kemungkinan Senin atau Selasa depan, Syukurlah Dokter Ari walaupun tidak ada jam praktek di Hermina, beliau tetap mau appointment khusus untuk tetap memantau kaka
walau kita tadi sempat bertanya apakah memang harus kontrol di RSCM, tapi beliau bilang lebih baik disini aja daripada di RSCM karena kalau disana malah kemungkinan dia lebih riweh dan lebih sibuk lagi, syukurlah setidaknya ada kejelasan hari ini untuk kaka, dan semoga kaka sehat2 terus yaa, mama dan papa akan selalu berusaha yang terbaik untuk kesembuhan kaka.

Mama dan Papa sangat berterima kasih kepada semua orang2 yang sudah mendoakan kesembuhan kaka, sudah care dan perhatian, baik saudara2, teman2 mama dan papa, teman2 kaka, guru dan ibu2 sekolah Muhajirin, serta tetangga di rumah, terima kasih dan terima kasih sebanyak-banyaknya
walau pemantauan masih berlanjut, harapan yang positif itu tetap masih ada....dan mama papa akan selalu berdoa juga untuk kebaikan kaka, AMIEN

Tuesday, March 25, 2014

Dokter Dina Handover ke Dokter Ari

hari ini Alhamdulillah Kyan masih stabil suhunya gak panas lagi, hanya tinggal benjolan di leher yang masih belum kempes

hasil pemeriksaan Dokter Ari Prayitno kemarin, beliau juga menyingkirkan diagnosa Difteri yang diungkapkan Dokter Dewi, karena menurutnya kalau sampai benar Difteri, kondisi fisik kaka akan lebih parah dari saat ini (syukur alhamdulillah diagnosa Difteri sudah disingkirkan)

Dokter Dina mengkonsulkan kaka ke dokter THT dan dokter gigi hari ini, dan siang tadi kaka diperiksa dokter THT, menurut dokter THT (Dokter Janius) tidak tampak tanda2 infeksi dari THT, semua tampak baik, dan Dokter Janius juga setuju kalau kaka bukan Difteri ,sementara untuk konsultasi ke Dokter gigi nya masih menunggu nanti sore

Baru saja Dokter Dina visit lagi, beliau masih belum bisa menegakkan diagnosa, karena menurutnya kasus Kyan cukup unik dan langka, dimana memang secara umum bisa dikategorikan sebagai Infeksi Kelenjar Getah Bening (Limfadenitis) namun belum ketahuan dari mana penyebab infeksinya, karena yang anehnya adalah dari penampakan klinis kaka tidak sinkron dengan hasil2 pemeriksaan Lab-nya untuk Leukosit yang hampir 17,000 (normal kurang dari 10,000), dan trombosit yang rendah 112,000 (normal 150k-450k), lalu hasil CRP 17 (normal kurang dari 6) dan Procalcitonin (PCT) nya 10 (sementara normalnya kurang dari 0.5), menunjukkan adanya infeksi yang sistemik dan menjurus ke sepsis shock

sejauh ini terapi yang diberikan masih Antibiotik yang ke-3, dan penggunaanya masih terus dipantau sampai hari Jumat, semoga ada progress ke arah lebih baik karena jika sampai hari Jumat Benjolan tidak ada perubahan lagi, Dokter Dina menyarankan untuk di biopsi

dan  per hari ini juga Dokter Dina tadi bicara dengan mama dan papa untuk mengalihkan perawatan langsung di bawah pengawasan Dokter Ari, karena menurutnya Dokter Ari Prayitno yang dari RSCM ini lebih bagus ilmu dan pengalamannya sebagai konsulen Dokter anak subspecialist Infeksi, jadi istilahnya Komandannya sekarang dibawah langsung Dokter Ari,
Mama & Papa respect sih dan berterima kasih sama Dokter Dina, karena selama merawat Kyan Dokter Dina tidak gegabah mengambil setiap keputusan, selalu terus mengkonsulkan dengan konsulen2 yang lebih ahli lagi untuk lebih meyakinkan kita sebagai orang tua, bahkan saat Dokter Dewi bilang mengarah ke Difteri dan sebaiknya langsung di suntik ADS & Penicilin, Dokter Dina mendatangkan Dokter Ari sesama ahli infeksi untuk lebih menguatkan diagnosa dan ternyata pendapat "Bukan Difteri" lebih kuat, dan Kyan gak perlu harus disuntik ADS
dan menurut Dokter Dina juga sejauh pengalamannya dengan berbagai macam pasien yang dia temui dia merasa case Kyan unik, dia mengakui bahwa ada baiknya Kyan ditangani sama Dokter yang lebih bagus pengalamannya, artinya Dokter Dina ga sok tau sama ilmunya, dan tetap selalu care menyarankan kita untuk yang terbaik untuk Kyan, semoga nanti ditangan Dokter Ari kaka bisa lebih baik lagi, amien

Monday, March 24, 2014

Kyan, kamu sakit apa nak?

Hari ini sudah 7 hari sejak kaka panas Selasa tanggal 18 Maret 2014
Sebenarnya Jumat 14 Maret Kyan awal mengeluh itu sakit perut, karena mama kuatir senin Kyan mau UTS, jadi Kyan mama bawa berobat ke Hermina dan cari rekomendasi Dokter Anak Sub Spec Gastro (Pencernaan), dan Kyan pun di refer ke Prof Agus Firmansyah

Dari pemeriksaan Prof Agus, Kyan masih di diagnosa awal hanya sakit perut karena mungkin lambungnya sensitive aja, kaka dilarang makan yang pedas2 lagi, dan harus mulai mengurangi makan Mie, dan Teh Manis kesukaannya, kita pulang dan dikasih obat untuk 5 hari ke depan
Prof Agus bilang, kalau sampai 5 hari ke depan masih belum ada perubahan, Kyan langsung dijadwalkan USG Abdomen hari Selasa 18 Maret
Senin, dan selasa pagi, kaka masih terlihat sehat, mengikuti UTS di sekolah, dan main seperti biasa
Sampai pada akhirnya Selasa sore jadwal USG Abdomen ke Prof Agus, dia mulai terlihat lemah, dan lesu, badannya mulai demam, dan mengeluh sakit di lehernya
Mama perhati2kan ternyata ada seperti benjolan di leher kanan kaka, jadi saat itu juga, sambil niat awalnya konsul hasil USG kaka, mama juga menceritakan gejala yang dirasakan kaka hari itu, demam+muncul benjol di sekitar leher

Alhamdulillah hasil USG kaka bagus, jadi Prof Agus mulai memeriksa benjolan disekitar leher kaka, selama proses pemeriksaan, kaka cm bisa menangis karena menurutnya benjolan itu jika tersentuh sakit sekali, apalagi di raba2 dan dipegang2 oleh Dokter, kaka makin tegang dan menangis
Mama pikir apa iya kaka gondongan lagi (parotitis), sementara dulu tahun 2012 kaka dan mama bareng2 sudah terkena gondongan

Tapi kalau kata Prof Agus itu bukan Gondong, karena kalau gondong bengkaknya tidak seperti itu, itu adalah pembengkakan kelenjar getah bening, lalu kaka dikasih resep dan dibolehkan pulang
Besoknya kaka masih demam dan suhunya naik turun, sementara bengkak dileher tampak makin membesar, sampai akhirnya hari kamis malam pun kondisi kaka malah tampak makin buruk
Suhu badannya panas, benjolannya terlihat makin besar, membuat mama dan papa kuatir
Akhirnya kita memutuskan membawa kaka lagi ke RS, karena pikirku panas sudah 3 hari, mungkin baiknya periksa cek darah

Pulang kantor jam 9 malam, kita langsung bawa kaka ke Hermina Bekasi, karena sudah tidak ada Dokter anak yang praktek, terpaksa kita bawa ke UGD
Syukurnya Dokter jaga malam itu temen SMA mama dan papa yaitu Dokter Indah, Dokter Indah periksa kaka dan berdasarkan cerita yang sudah kita utarakan, akhirnya kaka diperiksa darah malam itu
Hasil lab keluar sekitar jam 1 pagi, menunjukkan Leukosit kaka tinggi dan trombositnya turun
Kata Dokter Indah, selain pembengkakan kelenjar getah bening, ada kemungkinan dikuatirkan DBD karena trombositnya turun, walaupun banyak kemungkinan serangan virus apapun menyebabkan trombosit turun, yang jelas malam itu juga kaka di wajibkan rawat inap agar bisa di pantau terus sakitnya
Setelah mendapatkan kamar di #457, sekitar jam 2 pagi kita bertiga chek in di RS Hermina Bekasi, dan kondisi kaka masih panas dengan suhu yang turun jika dikasih tempra, dan naik lagi jika sesudahnya

Jumat, 21 Maret
Dokter Dina MeDina Spec Anak, yang kita pilih atas rekomendasi Dokter Indah visit sekitar jam 1 siang, seteah melihat kondisi kaka, dan meraba2 benjolan yang makin besar, dia mengkhawatirkan benjolan itu merupakan tumor kelenjar getah bening, atau limfoma LLL
Tapi mendengar itu aku masih cukup berusaha berpikir positif terus kalau kaka tidak sedang mengidap penyakit serius
Dan Dokter Dina menyarankan kaka dikonsul ke Dokter anak subspec Onkologi yaitu Dokter Pustika Amalia di hermina Jatinegara, akhirnya sore itu juga kaka, mama dan nenek diantar naik ambulance menuju hermina jatinegara untuk bertemu Dokter Lia
Sesampainya disana sekitar jam 4, kita cukup menunggu lama karena Dokter Lia belum datang, akhirnya Dokter Lia pun datang dan syukurnya kaka dapat prioritas pertama untuk diperiksa, jadi kita gak perlu menunggu lebih lama lagi
Setelah diperiksa, Alhamdulillah Dokter Lia masih berasumsi pembengkakan kelenjar getah bening kaka belum bisa mengarah ke tumor, dia masih berpikir itu akibat infeksi dan dia mengganti resep obat dari Prof Agus, dengan catatan selama konsumsi obat 7 hari seharusnya benjolan tsb mengempes, dan apabila tidak ada perubahan, kaka harus dilakukan biopsi untuk mengetahui sebenarnya apa memang benar tumor, dan apakah jinak atau ganas untuk segera diambil tindakan selanjutnya

Sabtu, 22 Maret
Kondisi kaka masih banyak belum berubah, panasnya masih naik turun, turun kalau setelah minum Tempra, naik lagi beberapa jam setelahnya, dan kaka pun mengeluh makin banyak bagian tubuh yang sakit dan ngilu, pundak, tangan, dan kaki semua terasa pegal, lemas dan ngilu, ditambah hari ini mata kaka tiba2 muncul kemerahan dan banyak keluar belek yang sepertinya entah akibat dari ingus yang makin banyak jg dari hidung kaka
Dokter Dina mengkonsulkan kaka ke Dokter mata, dan Alhamdulillah menurutnya tidak kenapa2 korneanya, hanya efek infeksi (yang masih belum ketauan sampai saat itu), dan Dokter hanya memberikan obat tetes mata untuk dipakai sehari sebanyak 4-6x
Dan karena benjolan yang tak kunjung mengempes, Dokter Dina berencana akan mengkonsulkan juga kaka ke Dokter anak sub specialis Infeksi yaitu Dokter Dewi, karena Dokter Dina kali ini beranggapan ada kemungkinan kaka terkena penyakit Difteri

Minggu, 23 Maret
Syukur hari minggu Dokter Dewi bisa didatangkan untuk memeriksa kaka, dari hasil pemeriksaannya, pembengkakan kelenjar getah bening, suara sengau, adanya kesulitan bernafas, dan tampak sedikit selaput putih di sekitar tenggorokan, Dokter dewi juga mendiagnosa kaka mengidap difteri
Agak masih meragukan, karena sebenarnya kaka sudah lengkap di imunisasi DPT sampai 3x, dan yang terakhir waktu ulangan DPT umur 5 thn, namun memang menurutnya tetap memungkinkan terserang bakteri difteri tsb hanya saja efeknya seharusnya tidak terlalu berat jika sudah diimunisasi
Untuk memastikan diagnosa tsb, selaput putih dalam tenggorokan tsb harus diambil sample nya dan di tes di lab mikrobiologi di RSCM UI, jika memang positif ya artinya benar kaka difteri

Namun proses pengambilan baru bisa dilakukan hari senin pagi, dan selama belum bisa dipastikan pun, menurut Dokter dewi, kaka harus tetap diperlakukan sebagai pengidap difteri dan di treatmen dengan antibiotik yang khusus dan juga harus disuntikkan ADS (Anti Dyphtery Serum) dan Penicilin
Namun ada yang dikuatirkan jika bakteri difteri tsb mengeluarkan toksin, karena yang berbahaya adalah toksin tsb bisa melumpuhkan otot jantung, maka dari itu, sore itu juga kaka dilakukan test EKG untuk memastikan kondisi kerja jantung kaka

Sore itu juga kaka di test EKG, dan di test juga beberapa test darah seperti darah tepi lagi, CRP, LED, dan Procalcitonin untuk mengetahui lebih detail lagi jenis infeksi yang menyerang tubuh kaka
Alhamdulillah hasil EKG sore itu menunjukkan hasil yang bagus, namun hasil tes darahnya yang masih mengkhawatirkan, karena leukosit masih tinggi, trombosit rendah, CRP dan Procalcitonin juga tinggi yang menunjukkan adanya infeksi sistemik akut

Senin, 24 Maret
Pagi jam 6 kaka dibangunkan untuk pemeriksaan swab, atau pengambilan sample selaput lendir didalam tenggorokan, untuk mengetahui jenis bakteri yang ada, dan apakah memang benar difteri atau bukan
Tapi bisa dibayangkan, dibangunkan pagi2, dan harus buka mulut lebar2 untuk disapu selaput didalam tenggorokan, yang ada kaka nangis dan ngamuk, kasian banget sebenernya, mungkin dia juga sudah cukup trauma dengan berkali proses pemeriksaan dan pengambilan darah, belum lagi proses EKG kemarin, dan sekarang harus memaksakan dirinya membuka mulut lebar2, sampai kayak mau muntah2, hikss hikss….karena kaka kurang kooperatif dan ga bisa dibilangin baik2, yang ada mama nya juga jadi kebawa emosi, maafin mama ya ka…tapi pemeriksaan ini bertujuan agar kaka segera ketahuan sakit apa,,,,fyuhhhh 

Ya Allah, semoga sakit kaka segera berakhir dan beri petunjuk yang pasti apa sebenarnya sakit kaka

Barusan saja Dokter Dina datang visit, beliau tetap masih mengutarakan kalau dia pribadi masih ragu itu difteri sampai benar sample menunjukkan positif, jadi dia masih hold pemberiaan ADS dan Penicilin, karena menurutnya salah2 kasih oba tsb tp ternyata bukan Difteri juga akan ada efek negatifnya, bisa menyebabkan alergi dan shock juga pada pasien, jadi dia masih mau meminta opini Dokter infeksi kembali yaitu Dokter Ari Payitno dari RSCM untuk memeriksa Kaka sore nanti

Dipikir2, dari Prof Agus, Dokter Dina, Dokter Pustika Amalia, Dokter Dewi Murniati, dan sekarang Dokter Ari Prayitno, ditambah Dokter2 jaga umum yang kadang ikut mengecek dan memeriksa kondisi kaka, belum ada yang bisa memastikan apa sakit yang kaka derita sebenarnya….semoga secepatnya kaka bisa diketahui infeksi apa sebenarnya, agar kaka bisa aktifitas kembali dan tentunya ga membuat dia trauma dengan banyaknya pemeriksaan2

Saat tulisan ini mama buat, kaka cukup stabil suhunya sejak kemarin malam, mungkin sejak malam itu juga kaka mulai diganti antibiotiknya yang kelas 3, alias sudah yang cukup tinggi dengan cara injeksi




Dan walau masih berharap2 cemas dengan hasil2 selanjutnya, semoga tetap ada progress ke arah yang lebih baik seterusnya….amien ya Allah